Follow us on:

Medali Untuk Zaidi “Pahlawan Irak”


Lawatan perpisahan Presiden Amerika Serikat George W. Bush di Irak ternyata menjadi kenangan yang “pahit dan hina” karena “tragedi lemparan sepatu” yang dilakukan oleh Muntazur Al Zaidi, seorang wartawan Irak yang sangat membenci Amerika Serikat. Lemparan itu memang bukan untuk menghilangkan nyawa George W. Bush, namun sebatas ingin mempermalukan manusia yang memang sangat memuakkan itu.


Sebagai seorang jurnalis yang telah meliput di berbagai tempat, Zaidi mengetahui persis bahwa ratusan ribu rakyat Irak telah dibantai oleh tentara Amerika Serikat. Ia juga menangis kala meliput tentang keluarga misikin di Irak yang diakibatkan oleh agresi pasukan Amerika Serikat. Tidak jarang ia menghimpun dana dari para koleganya untuk diberikan kepada keluarga miskin Irak.

Ia memang telah menunggu untuk membalas dendam kepada Amerika Serikat yang telah meluluhlantakkan kehidupan di Irak. Ketika Presiden AS George W. Bush bersama Perdana Menteri Irak Nuri Al Maliki mengadakan konfrensi pers di Baghdad, ia pun tak akan melewatkannya. Lemparan pertama Zaidi berteriak “ini ciuman perpisahan”, dan pada lemparan kedua ia berteriak “ini hadiah dari janda dan anak-anak yatim serta orang Irak yang dibantai pasukan Amerika Serikat”.

Presiden Bush memang berhasil menghindar dari lemparan tersebut, namun tak ayal kejadian tersebut membuat Presiden Bush merasa sangat malu, karena kejadian tersebut diliput oleh berbagai siaran televisi di dunia serta menjadi tayangan yang paling menghebohkan saat ini, serta ditayangkan berulang-ulang oleh berbagai siaran televisi di seluruh dunia. Media Internet yang mempublikasikan kejadian tersebut, langsung dikunjungi oleh jutaan pengunjung internet dari seluruh dunia. Sepatu yang dilemparkan Zaidi telah menjadi sesuatu yang sangat berharga, bahkan ada seorang jutawan timur tengah yang bernama Hasan Muhammad berani menawar “sepatu bersejarah” tersebut dengan harga 1 Juta Dollar AS!

Pujian terhadap insiden pelemparan yang menurut kultur bangsa Arab merupakan bentuk penghinaan terendah tersebut juga datang dari Presiden Venezuela Hugo Chavez. Presiden yang dikenal sangat membenci Amerika Serikat tersebut terkesan dengan dengan aksi Zaidi tersebut. Sebab menurut Chavez, diperlukan sebuah keberanian yang sangat tinggi. Apalagi dalam acara tersebut Presiden Bush mendapat pengawalan yang sangat ketat.

Rakyat Irak dan bangsa Arab khususnya serta ummat Islam diseluruh dunia sangat memuji keberanian Muntazer Al Zaidi tersebut, rakyat Irak menganggap bahwa Zaidi adalah seorang “Pahlawan Irak”. Bahkan Putri Presiden Libya Moammar Ghaddafi, Aisyah sudah menyiapkan medali yang akan diberikan kepada Zaidi atas tindakannya tersebut. Zaidi saat ini ditahan oleh otoritas keamanan Irak dan akan diadili atas tindakannya tersebut, namun sampai saat ini sudah sekitar 200 pengacara yang bersedia untuk membela Zaidi.

Keluarga Zaidi sangat mendukung tindakan tersebut dan menjelaskan bahwa Zaidi sangat membeci Amerika Serikat karena pernah ditangkap oleh tentara Amerika Serikat saat melakukan tugasnya di Baghdad. Zaidi bekerja di stasiun televisi swasta Al-Baghdadiya sejak tahun 2005. salah satu hasil liputannya yang terkenal adalah “tentang Zahra”, seorang gadis muda Irak yang dibunuh oleh tentara Amerika Serikat dalam perjalanan ke sekolah. Liputan Zaidi tersebut dilengkapi juga dengan wawancara dengan keluarga, tetangga serta teman-teman sekolah Zahra. Tak ayal liputan tersebut menarik perhatian rakyat Irak dan diyakini semakin menambah rasa kebencian rakyat Irak terhadap tentara Amerika Serikat.


Solidaritas untuk Zaidi

Ribuan rakyat Irak di berbagai kota seperti di Najaf, Kirkuk, Karbala, Basra dan Baghdad turun kejalan berunjukrasa menuntut pembebasan Zaidi. Bahkan para rakyat Irak sudah berani melempari patroli pasukan Amerika Serikat dengan sepatu sebagai bentuk dukungan terhadap Zaidi.

Zaidi yang akan segera disidang dengan dakwaan melakukan penghinaan terhadap tamu negara. Atas tindakan tersebut Zaidi mendapat ancaman hukuman penjara selama 2 tahun dan jika memang ada unsur yang membahayakan keselamatan Presiden maka hukuman yang akan diterima dapat mencapai 15 tahun.

Menanggapi dakwaan tersebut, Pimpinan Televisi Al Baghdadiya dan juga kalangan pers di Irak mendesak pemerintah Irak untuk membebaskan Zaidi sesuai era demokrasi dan kebebasan berkespresi yang selama ini selalu diusung oleh Pemerintah Amerika Serikat. (JA/dari berbagai sumber)